Buku Teks
Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air
Pada dasarnya kaidah konservasi tanah dan air, ataupun konservasi sumber daya alam pada umumnya, adalah sama, yaitu bahwa kita harus hemat menggunakannya, dan memperlakukannya berdasarkan hukum alam itu sendiri. Itu bukan berarti kita tidak boleh memanfaatkannya, tetapi kita harus mengusahakan, mengolah, dan mengeksploitasi sumber daya alam yang kita miliki selama tidak mengurangi fungsi yang sudah melekat padanya secara alamiah.rnrnDaftar Isi:rnrnKata PengantarrnDaftar IsirnDaftar GambarrnDaftar TabelrnrnBAB 1 SUMBER DAYA TANAH AIRrn1.1. Pendahuluanrn1.2. Sumber Daya Tanah dan Air di Indonesiarn1.3. Sifat dan Fungsi Tanahrn1.4. Kerusakan Tanahrn1.5. Erosi dan Sedimentasirn1.6. Penyebaran Global Daerah Erosirn1.7. Dampak Erosi dan Sedimentasirn1.7.1. Dampak Terhadap Kesuburan Tanahrn1.7.2. Pengaruh Erosi Terhadap Produktivitas Sumber Daya Alamrn1.7.3. Pengaruh Sedimentasirn1.8. Ruang Lingkup Konservasi Tanah dan AirrnrnBAB 2 MEKANISME DAN BENTUK EROSIrn2.1. Pendahuluanrn2.2. Mekanisme Terjadinya Erosirn2.3. Bentuk-bentuk Erosirn2.3.1. Erosi Percikan (spalsh erosion)rn2.3.2. Erosi Aliran Permukaanrn2.3.3. Erosi Alur (rill erosion)rn2.3.4. Erosi Parit / Selokan (gully ersion)rn2.3.5. Erosi Tebing Sungai (stream bank erosion)rn2.3.6. Erosi Internal (internal or subsurface erosion)rn2.3.7. Tanah Longsor (land slide)rn2.4. Biaya Erosi TanahrnrnBAB 3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSIrn3.1. Iklimrn3.2. Tanahrn3.2.1. Tekstur Tanahrn3.2.2. Struktur Tanahrn3.2.3. Infiltrasirn3.2.4. Kandungan Bahan Organikrn3.2.5. Relief Lahanrn3.3. Topografirn3.4. Vegetasirn3.5. Tindakan Campur Tangan ManusiarnrnBAB 4 PREDIKSI EROSI LAHAN DAN YIL SEDIMENrn4.1. Erosi yang Diijinkanrn4.2. Metode Prediksi Erosi dan Yil Sedimenrn4.2.1. Model Kotak Hitamrn4.2.2. Model Kotak Kelaburn4.2.2.1 Model Regresi Gandarn4.2.2.2 Universal Soil Loss Equation (USLE)rn4.2.2.3 Modifikasi USLE (MUSLE)rn4.2.3. Model Kotak Putihrn4.3. Model Deterministikrn4.3.1. WEPP (water erosion prediction project)rn4.3.1.1 Proses Erosi dalam WEPPrn4.3.1.2 Komponen Hidrologi dalam WEPPrn4.3.1.3 Proses Pertumbuhan Tanaman dan Residurn4.3.1.4 Proses Hidraulikrn4.4. Pengukuran dan Evaluasi Erosi Lahanrn4.4.1 Pengukuran Lapanganrn4.4.2 Pengukuran di LaboratoriumrnrnBAB 5 METODE KONSERVASI TANAH DAN AIRrn5.1. Konservasi Secara Agronomisrn5.1.1. Tanaman Penutup Tanahrn5.1.2. Pertanaman Dalam Striprn5.1.3. Pertanaman Bergandarn5.1.4. Penggunaan Mulsarn5.1.5. Penghutanan Kembali (Reboisasi)rn5.2. Konservasi Secara Mekanisrn5.2.1. Pengolahan Tanahrn5.2.2. Pengolahan Tanah Menurut Konturrn5.2.3. Guludan (contour bunds)rn5.2.4. Terrasrn5.2.5. Saluran Pembuang Airrn5.2.6. Sumur Resapanrn5.2.6.1. Konsep Sumur Resapanrn5.2.6.2. Konstruksi Sumur Resapanrn5.2.6.3. Sumur Resapan Kolektifrn5.2.7. Bangunan stabilisasirn5.3. Konservasi Secara Kimiawirn5.4. Konservasi Airrn5.4.1. Pendahuluanrn5.4.2. Konsep Konservasirn5.4.3. Siklus Hidrologirn5.4.4. Air Permukaanrn5.4.5. Air Tanahrn5.4.6. Pengelolaan Airrn5.4.7. Pemakaian Airrn5.4.8. Kualitas Airrn5.4.8.1. Pendahuluanrn5.4.8.2. Kualitas Air Irigasirn5.4.8.3. Kualitas Air untuk Rumah Tanggarn5.4.9. Polusi dan Pengendaliannyarn5.4.9.1. Bentuk Polusirn5.4.9.2. Pengendalian Polusi Airrn5.4.10. Usaha-usaha Konservasi Air Secara HolistikrnrnBAB 6 KLASIFIKASI TANAH DAN KEMAMPUAN LAHANrn6.1. Pendahuluanrn6.2. Sistem Klasifikasi Tanahrn6.3. Klasifikasi Kemampuan Lahanrn6.3.1. Kelas Kemampuan lahanrn6.3.2. Sub-kelas Kemampuan Lahanrn6.3.3. Satuan Kemampuan Lahanrn6.3.4. Kriteria Klasifikasirn6.4. Tanah di IndonesiarnrnBAB 7 KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAIrn7.1 Pengertian Daerah Aliran Sungairn7.2 Fungsi Suatu daerah Aliran Sungairn7.3 Usaha Konservasi Daerah Aliran Sungairn7.4 Kasus DAS Solo Hulu
Tidak tersedia versi lain